Kamis, 14 Maret 2013

Perawat Galak dan Bawel :)

Judulnya sangat kontroversial sekali, itulah yang dilontarkan menteri kesehatan kita dan menjadi topik terhangat akhir-akhir ini sodara-sodara. Sakit hatikah para perawat Indonesia?
Saya mecoba mengamati kenyataan yang terjadi di rumah sakit pemerintah maupun swasta. Sepertinya memang tidak salah jika menkes berkata demikian, opini saya di facebook (kebetulan agak sinis) yang tidak disangka-sangka terbaca juga oleh dosen saya, bahkan dibahas habis-habisan di kelas -__- akhirnya membukakan mata hati saya, beliau berkata "dari dulu hingga sekarang perawat memang tidak berubah, bukan karena masalah undang-undangnya". Disisi lain dosen spesialis komunitas plus kandidat doktor keperawatan pun ikut comment di status saya itu (berasa status istimewa, hahaha) dan megamini opini saya. Pro kontra memang wajar, apalagi profesi ini bagi saya adalah profesi yang sangat istimewa sehingga diperhatikan banyak orang. Selama kuliah, kami mahasiswa keperawatan memang sudah diajari komunikasi dalam keperawatan, kami tidak pernah diajari bagaimana cara judes kepada pasien #eh
Justru yang diajarkan kepada kami adalah bagaimana cara memperlakukan pasien dengan baik, ramah dan menjaga privasinya. Sepenuhnya kami pun memberikan asuhan keperawatan dan melakukan tindakan sesuai dengan teori. Namun disisi lain memang ada perawat yang masih belum bisa move on dari kebiasaan judes dan cerewet (terutama di RS pemerintah), bukan hanya kepada pasien, kepada mahasiswa praktikpun selalu saja sinis. Terlebih jika perawat tersebut adalah dosen di stikes lain yang bukan almamater kami #eh #pengalaman soalnya. hehehe...
Saya masih lah mahasiswa yang belum mengerti kerasnya dunia kerja, kami hanya mengerti semua teori yang mengajarkan kepada kami bahwa perawat adalah malaikat yang mampu memberikan cahaya ditengah gelapnya kehidupan (The Lady Of Lamp). Bahkan terkadang mahasiswa praktek adalah sahabat pasien dikala perawat yang asli terlalu banyak tugas limpahan dokter sehingga tidak sempat memberikan asuhan keperawatan #eh ini juga kenyataan
Lain dengan rumah sakit swasta tempat saya praktik di daerah Perak Surabaya. Disana senyum pasien adalah yang paling utama, slogannya saja CARE with SMILE. Pastilah perawatnya dituntut untuk senyum demi menumbuhkan kepercayaan pasien.
Sebenarnya menkes berkata demikian karena perhatian dengan perawat Indonesia, beliau ingin kita lebih baik dalam bekerja. Karena profesi perawat pada dasarnya sudah mulia, ditambah dengan keikhlasan merawat pasien pastilah berbuah surga :)
Melihat nasib perawat yang mungkin kurang perhatian pemerintah, karena gaji pas-pasan, kerja rodi dan lebih sering dicap menyeramkan oleh keluarga pasien bahkan seringkali dimaki-maki, terkadang saya juga berpikir mengapa saya memilih profesi ini, tapi saat ini saya sudah punya jawaban, perawat adalah panggilan hati. Nabi Muhammad SAW pun bersabda bahwa siapa yang merawat orang sakit sampai dia meninggal, surgalah tempatnya. Jangankan perawat yang berhadapan langsung dengan manusia, kalau salah sedikit saja berhadapan dengan hukum, petugas kebersihan di rs pemerintah saja jahatnya masya Allah, saya pernah bertemu dengan petugas yang sedang ngepel dan lewat di sampingnya (nggak menginjak lantai yang dipel) sudah dimarahi. Apalagi satpamnya tuh, masya Allah, saya pernah dibentak-bentak, padahal saya praktek juga bayar (abis keluarga pasien kalo marah gitu, "saya disini bayar mbak") nah loh jadi curhat. hahaha.. no offense
Terserahlah kalau menkes mengatakan perawat bawel dan judes, yang terpenting saya dan teman-teman lain akan berusaha menjadi perawat yang dicintai pasien dan keluarganya. Meskipun memang kita belum punya Undang-undang Keperawatan yang sebenarnya sangat kita tunggu-tunggu pengesahannya. Ya mungkin UU Keperawatan adalah hadiah jika saja perawat Indonesia sudah bersedia memberikan senyuman terbaiknya untuk pasien. So, give your best smile for Indonesia, ners :)

0 komentar:

Posting Komentar

By :
Free Blog Templates