Rabu, 05 Agustus 2015

Explore Gunung Kidul

Alhamdulillah disela-sela aktivitas yang padat, klinik tempatku bekerja masih mengenal hari libur nasional. Tepatnya tanggal 2 april - 4 april 2015 aku dan travelmate-ku  berangkat ke Gunung Kidul - Yogyakarta. Dengan persiapan yang matang jauh-jauh hari sebelumnya, kita berencana untuk explore gunung kidul dengan segala keindahannya. Gunung kidul menjadi pilihan kami setelah gagal trip ke karimunjawa akibat kehabisan tiket kapal -,- hmm sudah kudugaa .. 
Sepulang kerja kita langsung otw ke garasi bus eka di taman sidoarjo, pengalaman kemarin-kemarin kita ga akan pernah dapet tiket bus kalo nunggu di terminal bungurasih pas high season. Jadi kita berangkat sore, magrib udah stand by di garasi bus eka. Alhamdulillah belum begitu rame, pengalama sebelumnya harus antri sampai 1KM an di garasi bus, padahal udah digarasi bus, gimana yang di terminal tuh. habis isya busnya cuss ke Jogja menuju giwangan, sampai di Jogja jam 3 an pagi, sambil nunggu subuh dan persewaan motornya nganterin motor ke terminal Giwangan. Sebelumnya kita udah booking itu motor, harganya rate 50-75rb, udah dapet motor beat, not badlah. Dari terminal kita langsung cuss ke gunung kidul, perjalanan sekitar 2 jaman. Kita langsung keliling-keliling gunung kidul dengan tujuan pertama Goa Pindul, wkwkwk mainstream banget tapi emang akunya pengen banget main air di sungai oya. Biaya rafting 35rb Goa Pindul, Sungai Oya 45rb, hati-hati aja disepanjang jalan menuju Goa Pindul banyak sekali sales marketing yang nawarin, jadi harus pinter2 milih dan nawar, recomen sih di tripgoapindul.com sama mas hendrik, lokasinya deket sama goa pindulnya. Kalo rame-rame bisa lebih murah. 
Usai ke Goa Pindul, kita langsung cus ke Pantai-pantai yang berjajar sepanjang jalur Gunung kidul, pantai yang terdeteksi ada 69, belum yang tidak terdeteksi. Kerenlah GunungKidul, surganya pantai di Pulau Jawa. Tujuan pertama di Pantai Baron dan sekitarnya, jadi sistem tiket disini tiap pantai sudah ada pengelolanya, siap-siap duit yang banyak buat tiket sama parkiran yang rata-rata tiket per orang 10rb, parkir 2rb. Hmm.. mahal juga yaa .. tapi tiket segitu bisa untuk beberapa pantai, misal aja pantai baron, kukup, krakal, tiketnya 10rb itu sama parkir motor 2000x3 pantai. Pantai baron sudah terlalu ramai, udah jadi tempat wisata yang mainstream. Nggak senengnya tuh pas mau naik ke bukit buat liat view pantai baron dari atas bukit, eeh bayar lagi tiap org 2rb, penduduk pantai situ sih yang minta duit. Sempet kecewa tapi yasudahlah.. 
Di sepanjang jalan kita liatin papan penunjuk jalan sama modal peta hasil ngeprint sendiri, sinyal susah disana nggak bisa internetan. Provider paling oke kayanya sih telkomsel. seharian kita keliling-keliling ke pantai sundak, drini, indrayanti, sepanjang, jogan, slili, dll buat survey lokasi camp yang paling yahuudd.. sayangnya pantai pok tunggal ditutup buat umum karena lagi renov jalan. dan akhirnya pilihan jatuh di pantai wediombo, meskipun jaraknya paling jauh dari pantai-pantai lainnya tapi saya jamin ga bakalan nyesel udah jauh-jauh kesana buat diriin tenda. yaa meskipun listrik disana nggak 24 jam dan toiletnya pun nggak selalu available tapi gapapa lah yang suasananya itu loo romantis romantis mistis gituu.. hiii sereeem banget hahahaha.. tapi tenang aja banyak kok yang camp disana.. jadi ga terlalu mistis. Kebanyakan pantai di Gunungkidul bagusnya cuma buat liat sunset, itupun kalo cuaca bagus. Aku cuma dapet sunset di Pantai Indrayanti, lumayan rame yang hunting sunset. di pantai lainnya failed semua alias gagal sunset. Hari kedua nginep di pantai Drini, cukup ramai di pantai kalau malem, banyak yang camp, di Drini udah ada listrik jadi bisa ngecharge hp juga. Selain itu penjual makanan 24 jam, deket pasar ikan juga sih. Tapi suasana disini paling sosweet .. kebetulan malam itu pas ada gerhana bulan hehehe.. kalo pagi airnya agak surut jadi bisa main-main ke tengah laut. 
Setelah dari Drini, kita wisata air terjun, salah satu air terjun yang famous banget ya air terjun sri getuk, sempet kecewa pas sampai sana ternyata mbah-mbah pun banyak yang kesana, my trip my adventurenya failed abissss :v wkwkwk .. tanpa ambil gambar satupun kita langsung cabuuttt.. hahahaa
Tujuan terakhir kita ke Gunung Api Purba Nglanggeran dan Embung Nglanggeran yang lokasinya sebelahan. karena ngejar sunset di Embung Nglanggeran, kita cuma sampai pos 1 aja di gunung api purba. Dan pada akhirnya sama-sama gagal sunset di embung nglanggeran. Hmm sudah kuduga cuacanya nggak dukung banget.. jangan lupa es dawetnya kalo ke gunung kidul, interaksi dengan warga lokal adalah hal yang menyenangkan. hehehhee... biarkan foto yang biacara yaa .. see you next trip :D




ma 






Rabu, 25 Februari 2015

Jangan Pacari Aku!


Orang bilang, pacaran itu masa-masa paling indah. Betulkah? Kalo pacaran setelah pernikahan memang indah gaess, segala bentuk ekspresi cinta di landasi dengan cintaNya, dilimpahi pahala besar dariNya, dinaungi rahmat dariNya. Indah bukan? Kira-kira itu yang ada di otakku akhir-akhir ini. Menikah dengan dia yang telah terkontaminasi virus cintaNya. Tuhaaaan, perempuan mana yang tidak mendambakan cinta yang seperti itu? Tapi bagaimana jadinya kalau cinta itu tidak kunjung menyapamu? Atau bahkan banyak yang menyapa namun tak sesuai dengan harapanmu? Tapi bisa jadi itu adalah cinta yang datang dariNya. Namun kamu tidak pernah mau menyadarinya. Heuheu

Bicara masalah taaruf tak segampang itu gaess, terlebih kamu hidup didunia yang begituuu rainbowwww, warna warni seperti pelangi. Niat taaruf tapi phisicly banget, itu taaruf apa coba-coba -_- ga ada yang sempurna di dunia ini gaess. Semuanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kamunya aja yang rempong, bahkan terlalu sombong kepadaNya, kamu menentukan kriteria yang terlalu tinggi tanpa mau berkaca pada diri sendiri, jodohmu itu kualitas dirimu, jodohmu itu cerminan dirimu. Apa kamu tidak ingat? Aku sendiri sering lupa. Atau sengaja ngelupa?

Ada masa dimana kamu terjebak cinta yang tak jelas, yang tak tau kemana cinta itu akan berakhir. Bahagiakah? Sakit kah? Tapi kamu harus menentukan pilihan, berani melangkah atau hanya akan diam di tempat? Menunggu dia yang tak pasti. yang aku tau pacaran hanya akan membuka jalan setan menggoda manusia yang tak seberapa imannya, seperti diriku. Jadi, jangan pernah memacari aku, nikahi aja.

Move On Part 2



Aku lagi ada di fase-fase terberat dalam hidupku, makan ga enak, tidur ga enak, kerja juga ga enak (selain yang disebut di atas enak) heyy ya nggaklah.. semua terasa engga enak!
Pernahkah kamu merasa hidup di dunia ini sendiri? Ya kira-kira seperti itu. Di tengah kegalauan yang tak kunjung berakhir, aku udah coba introspeksi diri, ada nggak luka di masa lalu yang belum terobati? Ada nggak kesalahan di masa lalu yang belum termaafkan. Atau jangan-jangan aku aja yang belum memaafkan diriku sendiri. Semuanya ‘ngglambyar’ di otak. Impian punya karir yang bagus belum juga aku dapatkan, masih jadi babu gaesss. Pengen kuliah lagi? Rasa-rasanya belum dalam waktu dekat. Semuanya memang harus di syukuri, karena hanya dengan itu kita bisa menikmati hidup. Tapi usia semakin berkurang, angka di kolom umur semakin bertambah. Perubahan apalagi yang kamu inginkan dan usahakan di usia yang harusnya produktif bangettt untuk melakukan sesuatu.
Di tengah-tengah permasalahan yang semakin kompleks, cinta selalu jadi topik utama yang menjadikan semua ini semakin runyam, sepertinya kali ini aku salah langkah, eh sepertinya sudah kesekian kalinya aku salah langkah, terlalu terbawa perasaan dan kenyamanan yang sebenarnya sesaat. Aku galau!
Kalo selama ini yang ada otakmu kamu menginginkan sebuah pernikahan di usia terproduktifmu, 22-23 tahun, dan ternyata Tuhan akan mengabulkan doamu itu, sedangkan kamu mulai ragu dengan diri kamu sendiri, kamu mulai ragu dengan semua hal yang akan kamu hadapi di masa depan, rasa-rasanya aku terlalu cemen. Aku terlalu memikirkan sesuatu yang sebetulnya diluar nalar manusia, sesuatu yang sudah menjadi misteri terbesar Tuhan, jodoh. Hey, aila.. kamu baru mau berusia 23 tahun, sedangkan jodoh kamu sudah ditetapkan olehNya berjuta-juta tahun sebelum kamu dilahirkan. Catet! Apa kamu tidak ingat doa-doa yang kamu panjatkan setiap kamu selesai sholat? Kamu ingin suami yang tampan, hatinya. Itu saja kan? Tapi sekarang kamu ragu dengan seseorang yang sebetulnya kamu sudah tak bisa lagi melihat dari sisi mana kamu tidak jatuh cinta kepadanya. Yap, no bodys perfect, tapi setidaknya masih ada seseorang yang terlahir dari ketidaksempurnaannya dan berusaha berjuang bersama kamu yang nantinya akan menyempurnakan hidupnya. Apa kamu hanya akan diam dan tidak memberikan kesempatan itu? Apa lagi yang kamu ragukan Aila? Kamu takut nggak bisa makan? Kamu takut hidup miskin? Heeeeyy apa kamu lupa kalo Tuhanmu maha kaya, Dia yang akan mencukupi segala yang kamu butuhkan. Astaghfirullah
Kegalauanku tentang jodoh bermula saat sang mantan pergi tanpa alasan, 4 tahun lalu. Mungkin memang benar, bahwasanya seorang perempuan lebih susah move on daripada laki-laki karena perempuan selalu bermain dengan perasaan, sedangkan laki-laki berpikir dengan logika. Sudahlah, kamu harus move on Aila, banyak yang lebih bisa menghargai perasaan kamu, menjaganya, merawatnya, meskipun itu bukan dia yang kamu harapkan. Berikan kesempatan untuk mereka yang ingin menjaga perasaan kamu Aila, hatimu terlalu berharga untuk dia yang tak mau memperdulikanmu,air matamu terlalu berharga untuk menangisi dia yang tak ingin membalikkan punggungnya dan mengusap air matamu. Percayalah, hidupmu masih panjang, masa depan sudah menantimu, kebahagiaan sudah menunggumu di depan sana. Terbanglah setinggi mungkin, raih apa yang kamu mau, dengan ataupun tanpanya bukan suatu masalah yang besar, karena kamu gadis tangguh yang dipilih Tuhan untuk menyelesaikan masalah ini.

Kamis, 19 Februari 2015

Biarkan kaki ini melangkah mengikuti keindahan bumi dan langit yang tak pernah berseteru

Menikmati alam yang sarat akan pembelajaran hidup yang sesungguhnya

walaupun kaki masih saja berjalan seorang diri tanpa pegangan

Namun cinta TuhanMu kepada alam adalah cinta terbesarNya kepadamu

Jagalah alam sebagaimana TuhanMu menjagamu

Kepadanya kelak, warisan terbesar bumi ini akan kita persembahkan untuk mereka di masa depan

-Sajak dari Sekapuk-

Aila

Bukit Kapur Sekapuk, 45 menit dari kota Gresik arah ke kecamatan Bungah. kalo ketemu RS Muhammadiyah Sekapuk, belok ke kanan melewati pasar sekapuk, jarak 100 meter ada gang kecil ambil ke kiri, kamu akan menemukan lukisan tangan manusia yang di acc Tuhan yang berbentuk bukit kapur alias bekas galian tambang batu kapur. hehehehe... Sunrisenya oke, terlebih kita dapet view habis hujan, terasa semakin wow....akan lebih mudah ditempuh menggunakan kendaraan pribadi (motor/mobil), untuk angkutan umum ada bus kecil (shuttle)/angkot yang beroperasi gresik-paciran. sekian

Selasa, 11 November 2014

Backpackeran naik gunung sama 7 orang cowok dan lo cewek sendirian, menurut lo keren nggak sih? Apa nyeremin? Kalo aku sih ngerasa seperti Putri Salju dan 7 orang kurcacinya #emaap (sungkem satu-satu) haha..
Selalu ada cerita yang menurutku menarik setiap kali aku mengunjungi suatu tempat baru. Kali ini aku terdampar di sebuah tempat yang konon disebut sebagai negerinya para dewa, sebuah dataran tinggi nan elok dan anggun yang ada di kabupaten wonosobo dan banjarnegara Jawa Tengah. Dieng Plateau mereka menyebutnya.
Semenjak SMA aku sudah mencintai hobbyku sebagai seorang backpacker, di kala libur panjang selalu aku sempatkan untuk pergi melihat sunrise dari tempat yang berbeda,, tidak hanya di kota kelahiranku saja, dan bagi kamu para backpacker pasti akan merindukan itu.
Dieng plateau menjadi cerita pertama yang aku tulis di blogku ini, setelah sekian banyak tempat yang telah aku kunjungi semenjak SMA hingga sekarang J
Musim liburan tiba, di tengah sumpeknya kota Gresik, aku memutuskan untuk backpackeran ke Dieng bersama teman-teman kantor, seperti biasa suatu hal yang kita rencanakan jauh-jauh hari pasti akan bubaaaaarrrrrr di tengah jalan, satu-persatu teman-teman membatalkan rencana mereka ke Dieng bersamaku, apa mau dikata, pekerjaan terkadang memang menjadi penjara bagi sebagian orang, kita tidak lagi bebas seperti dulu saat belum terikat dengan pekerjaan apapun (tetiba rindu masa-masa kuliah). Sekian lama aku urungkan niat pergi ke Dieng karena memang tidak ada teman kesana, aku sendiri tidak punya teman asli Dieng sehingga nyaliku yang biasanya berani menjadi seorang single backpacker akhirnya menciuuttt. Bahkan aku sempat berpikir Dieng akan menjadi salah satu list tujuanku honeymoon kalau nikah nanti, saking hopelessnya ga bisa kesana dalam waktu dekat , wkwkwk
Beruntung aku gabung di group FB Jatim Backpacker, dengan sedikit keberanian aku posting rencanaku backpackeran ke Dieng, barangkali ada barengan. Alhamdulillah dari sekian banyak yang comment, ada yang serius ingin ke Dieng. Awalnya sempet syock, kenapa yang comment cowok semua, Zzzzz—“
Dengan sangat terpaksa (ups) akhirnya tukeran no hp sama itu orang, yang pada akhirnya aku tau namanya Mas Sufyan. Langsung stalking fb dia deh, ngecek aja ni orang beneran ada apa kagak, apa cuma fiktif :v (pengalaman kemarin-kemarin) wkwkkk. Usut punya usut dia rumahnye Gresik juga, keponakannya ibu kost ku yang lama pula, dunia memang sungguh sempit, yadah akhirnya aku jabanin deh tu ajakannya buat pergi ke Dieng bareng yang katanya mau muncak di Gn. Prau sama temen-temen dia dari Jakarta. Sempet nolak sih karena takut dia bakal macem-macem secara baru kenal, tapi karena dia ponakannye mantan ibu kost yaudah deh bismillah aja, Allah selalu bersama anak sholihah :D
Tanggal 25 oktober 20104, jumat malam, aku ketemu sama dia untuk pertama kali, nyambung sih orangnye, dengan tas carrier warna merahnya dia menghampiriku yang juga berjalan menuju ke arahnya, dilihat dari tampang sih emang dia tampang—tampang anak gunung gitu, kurus, ceking,item, jomblo pulak #ehmaap kaka #LOL :D jangan sampai nih dia baca blog aku :p
Dari Gresik kita naik bus ke terminal Bungurasih, rekomen dari temen sih disuruh lewat Jogja, yaudah nurut aja. Saran aja deh mending lewat semarang aja kali ya, musim liburan apa-apa macet, bahkan kita harus ke garasinya bus E*a langsung buat antri tiket, dan parahnya di garasinya aja antrinya sekilo sendiri, gatau bagaimana nasibnya orang-orang yang nunggu bus di Bungurasih deh, ga ada yang lewat sono busnya. Beruntung jam 11 malam kita udah dapet bus meskipun Mi*a yang mendadak berubah jadi bus tarif eksekutif dengan fasilitas ekonomi, iyuuuhhhh… alhasil semaleman ga bisa tidur di bus T.T
Sampai di Jogja kita turun Janti, kebetulan kita milih travel aja ke wonosobonya biar enak gitu, healah lha kok travelnya molor pisan, janji berangkat jam 9 jadi jam 11. Ini sampai wonosobonya kapan T.T
Dengan penuh kesabaran kita dilempar-lempar dari travel satu ke travel lain, nggak rekomen banget deh sama travelnya, udah pengen aku bakar aja tuh travel. Oiya biaya travel 60rb perorang sampe di alun-alun wonosobo, sampai di wonosobo naik shuttle macam bus mini yang lumayan mahal juga 20rb/orang.
Berhubung aku udah biasa hidup susah, jadi nggak kaget pas naik shuttle ke wonosobonya sambil berdiri unyuu bareng emak-emak T.T plis keteknya buuk T,T
Tapi semua itu terbayar sudah saat bus mulai memasuki kawasan Dieng, pemandangan Gunung Kembar yang begitu eksotisnya benar-benar mencuci mataku (jangan ngeres ya..)  ni bener-bener gunung kembar namanye :v
Finally kita sampai di pos pendakian Gn Prau, sambil menunggu kabar dari temennya mas Suf yang tiba-tiba ilang, ngisi  perut dolo lah, kelaparan banget dari semalem ga makan -__-
Mengenai kuliner Dieng, ada berbagai macam menu yang patut dicoba, salah satunya Mie Ongklok plus Purwaceng susunya, mantab abiiisss :v harganya 20 ribuan.
Meskipun porsinya kayak sego kucing tapi rasanya itu loh bikin ngiler jabang baby :v
Akhirnya kita ketemu sama temen-temennya mas Suf, dan bener semuanya cowok -_- pengen kabur tapi aku tersesat dan tak tau arah jalan pulang #tsaaaahhh wkwkwkk. Berhubung aku orangnya supel dan pemberani, sekali lagi bismillah ajadeh :v tapi pada akhirnya aku bersyukur bisa kenal sama Mas Atar, Mas Ronni, Itoo, Bally, Zen sama Chivu J mereka semua baik-baik, tampangnya udah kayak anak gunung  banget deh meskipun mereka anak metropolitan semua. Hehehee…
Habis magrib kita ke mulai mendaki, treknya lumayann sih, Gn Prau tingginya 2500-an mdpl. Nggak terlalu tinggi tapi tetep aja nyaris nggak kuat -_- dasar cewek, begaya aja sih :p
Beruntung lagi ada mas porter tas alias  mas Sufyan :v sekali lagi nyawaku terselamatkan :/ tas yang isinya cuman kebutuhan pribadiku itu dibawain sama mas sufyan sampai puncak, depan belakang oke pokonya mas sufyan tuh, tasnya maksudku (jangan ngeres keleeeesss :v)
Akhirnya setelah 3 jam mendaki, kita sampai di puncak Gn. Prau. Waiting for beautiful sunrise tomorrow, di puncak banyak ketemu sama temen-temen cewek, sekali lagi ketakutanku semakin hilang. Bayangin aja saat tiba-tiba kamu ada bersama 7 orang ccowok yang sebelumnya nggak kamu kenal sama sekali eh main naik gunung bareng aja, tapi itulah seninya anak backpacker yang ga semua orang bisa merasakan. Mungkin ada yang ilfill juga liatin fotoku yang berdiri diantara 7 cowok ketjee ssepanjang masa setelah aku posting difb, bodo ah :p
Ehem.. Mungkin banyak yang ngira backpacker itu kehidupannya bebas, yang negatif-negatif deh pokonya, tanpa mereka ketahui anak backpacker itu down to earth bangeeetttt, hidup susah udah biasa, pas hidup seneng mereka nggak akan lupa darimana ia berasal. Justru bagiku inilah kehidupan yang sesungguhnya, saat kita berada di tempat baru, dengan orang-orang baru, adat istiadat yang juga baru, tapi kita bisa menempatkan diri dimanapun berada, kita bisa berbagi dengan mereka yang kita tidak tau asal usulnya tanpa berpikiran negaif. Karena alam selalu mengajari kita untuk saling menjaga, bukan saling menyakiti, rasa-rasanya belum pernah denger ada yang dijahatin di gunung dan itu jadi alasan kenapa aku bertahan di tengah mereka, orang asing. Jadi inget kata-katanya mas Atar “kenapa naik gunung? Karena kita bisa belajar berbagi dengan orang asing tanpa prasangka buruk, bisakah kita lakukan di kota?” dalem kan kata-katanya? Ciyeeehh.. hahahhaa
Melihat keindahan Dieng dari atas Gn. Prau adalah kenyataan yang tidak pernah aku mimpikan sebelumnya, kebanyakan mereka mendaki ke Gn, Sikunir untuk melihat sunrise Dieng. Sikunir sudah terlalu mainstream menurutku :p
Alhamdulillah malam yang dingin itu bisa aku lalui dengan nyenyaknya, semua itu berkat jaketnya mas Atar dan sleeping bagnya mas Sufyan yang berhasil aku rampok :v sok sok kuat sih jadi cowok, wkkakakak.. kedinginan juga kan akhirnya? Hihihiii.. alhasil aku tidur pake double jaket plus sleeping bagnya mas sufyan. Salah sendiri sih ngajak ke gunung dadakan, rencana awal kan cuma keliling dieng aja ga pake muncak :p but, they are very nice so much, I love you bangetttt kakaaaa kakaaa :D aku bagaikan ada di tengah kakak-kakak yang sayang banget sama adiknya :D
Pagi menjelang, rencana awal sih bangun jam 4 tapi pada kedinginan jadinya jam 5 baru liat sunrise -___- kayanya yang anget cuma aku aja, ya iyalah jaketnya double limabelas :v
Finally, sunrise pertamaku di Dieng bisa aku saksikan di puncak Gunung Prau, that’s awesome scenery :)
Tepat pukul 9 pagi kita turun gunung, nyaris  pingsan karena tracknya yang terlalu menukik tajam, tenaga udah nyaris abis buat mendaki (maklum pemula). Beruntung mas Atar selalu ada di belakangku, menjagaku kala aku nyaris terjatuh dan tak bisa bangkit lagi #halah :p
Sesampainya di pos Dieng kita istirahat sejenak, dan memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mengelilingi Dieng pake kaki lagi, ga pake sewa motor ataupun naik angkot -__- sebagai cewek aku ngerasa lagi PMS hari pertama (padahal nggak) udah pengen ngamuk-ngamuk soalnya capeeeekk bangetttt… tapi aku salut sama mereka, karena mereka aku kuat berjalan selangkah demi langkah untuk menikmati indahnya Dieng :')
Dari pertigaan Dieng kita ambil jalan ke kanan, kira-kira 800 meter ada kompleks candi Dieng. Kita masuknya ga pake bayar, bilang aja lo pendaki, hihihi                                                                     
Lanjut ke Telaga Warna, setelah ketinggalan jauh sama temen-temen saking capeknya jalan, aku yang ditemenin sama mas Atar akhirnya sampai ke telaga warna, temen-temen pada nungguin di depan loket kek orang ilang, wkakakakk.. tiket masuk ke Telaga Warna 5rb/orang, tapi namanya backpacker ga afdol kalo ga dapet gratisan, hahahha.. sekali lagi kita memang beruntung, berlapan cuman  bayar 15rb, ini semua berkat rayuan gombal mas Atar ke penjaga tiketnya. Makasih ya pak :D
Kebetulan airnya lagi surut jadi ga terlalu Wow sih, cuman airnya masih terlihat biru. Narsis dulu yaa… biar gambar yang bercerita

Di kompleks telaga warna banyak tuh goa-goa, goa semar, etc. karena udah bener-bener capek aku cuman duduk duduk aja di sekitar telaga warna , tidak lupa sambil narsis  dulu sama cowo-cowo kecee :p

Kawah sikidang – Telaga Warna sejalur guys, tapi kita ga mampir, cuman lewat doang, tujuan awal kita ke telaga soalnya.
Ngakak moment, jelang sore tampang temen-temenku udah pada galau semua, maklum mereka dari jakarta ke Dieng naik bus, macet pula, jadi pulangnya takut kena macet juga, maklum musim libur. Hehehe
Masih sempet-sempetnya main ke Dieng padahal senin pada kerja semua, liburan singkat yang sangat berkesan. Pulangnya aku lewat semarang, dari Dieng kita naik shuttle/bus mini ke terminal wonosobo, perjalanan sekitar 2 jam, ongkosnya 12rb. di Terminal kita sempatkan buat bersih diri karena 2 hari kaga mandi, buset dah,  lanjut sholat terus makan. Akhirnya kita harus berpisah dengan 7 kurcaci #eh maksudnya sahabat-sahabat terkeren yang pernah ku temui selama hidup (yang ini lebay) hehehe.. Aku sama mas Sufyan nunggu bus jurusan Purwokerto-Semarang di depan terminal karena busnya ga masuk terminal -_-  biaya 25rb, lama perjalanan 4 jam. Sampai semarang naik patas menuju Surabaya, biaya 80rb. Finally, sampai di kota Gresik Sumpek lagi.
Pada akhirnya kita akan menemukan satu alasan kenapa kaki ini tiada lelah menyusuri tempat-tempat yang baru, dan.. mendakilah bersamaku, agar aku tau bagaimana caramu menjagaku. :)
Semoga Allah mempertemukan aku dengan seseorang yang merupakan cerminan dari diriku, iya.. seorang backpacker. Agar kita bisa melihat indahnya dunia bersama-sama, dalam suka dan duka
Sampai jumpa di perjalanan berikutnya...

































Ini sama mas sufyan jeleeks :p #kabuuuurrrrrrrrrrrrrr



Sumpah ni aku dipaksa foto pake syal Liverpool, aku bukan gibol  -_-






Nih telaga warnanya, airnya surut, kayak hatiku #ganyambung
































Jumat, 07 November 2014

JENUH

Lama nggak curhat di blog, sampai jadi hutan belantara blognya. Si empunya lagi sibuk, sibuk move on #ups
Aku sekarang lagi di tempat tongkronganku, tempat favorit kalo lagi jenuh di kota Pudak ini. Nggak sama siapa-siapa kok, sendirian aja. Biasa, namanya juga jomblo. Quality time nya lebih sering sama diri sendiri, emang sih di kota ini aku nggak ada temen nongkrong, jadi aku lebih banyak menghabiskan waktu buat diri sendiri.
Berat kalo harus ngebayangin hidup jauh dari orang tua, beruntung sekali orang tuaku masih ada di dunia ini, aku masih bisa menjenguknya meskipun sebulan sekali. Banyak di luar sana yang hanya bisa menjenguk orang tuanya di peristirahatan terakhir mereka dan berinteraksi dengan mereka melalui doa.
Ehm.. Kamu pasti pernah mengalami keadaan dimana kamu bener-bener butuh banget yang namanya teman berbagi, entah itu orang tua, teman ataupun pacar. Disini berbagi orang dengan orang tua hanya bisa ku lakukan via telepon. Kalo temen, lingkungan kerjaku mayoritas sudah nggak single lagi, nggak lucu kalo aku harus nimbrung sama mereka yang sudah bersuami dan beranak, haha
Kesepian memang bisa membunuh kita pelan-pelan, bagaimana tidak, tawamu tak bisa dibagi dengan orang lain, kamu hanya bisa tertawa dengan diri sendiri, atau bahkan menertawakan dirimu sendiri.
Kejenuhan akan menuakan kreativitasmu, jangankan menjadi kreatif, berfikir jernih pun susah. Yang ada kamu hanya akan kembali ke masa lalu, mengingat masa-masa dimana ada seseorang yang bisa berbagi denganmu. Berbagi suka dan duka, berbagi makanan #ups, bahkan berbagi cinta. Itu semua hanya ada di masa lalu dan mungkin kamu tidak akan menemukannya lagi di masa depan. Kamu tidak akan lagi bisa berbagi dengan orang yang sama, kecuali memang Tuhan berkehendak lain. Harapan-harapan untuk kembali ke masa lalu memang terus bermunculan, namun kamu bukan Rangga dan Cinta yang dipertemukan kembali setelah 12 tahun berpisah. Belajar untuk move on memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, mungkin saja kamu berhasil melupakan bersama proses, namun seketika itu bisa jadi rusak karena Tuhan bisa kapan saja mengembalikan ingatan itu. Sekian lama aku jadi perempuan mellow seperti ini, setiap tulisan yang ku posting selalu dikira galau. Tampang-tampang mellow sepertiku memang susah untuk dirubah, aku nggak seceria itu, aku perempuan tanpa ekspresi dan bermuka datar. Bahkan mungkin kamu tidak akan bisa membedakan mana muka sedih dan bahagia.
Malam ini, secangkir kopi medan menemaniku menghabiskan malam di kota sumpek ini. Entah sejak kapan aku menjadi pecinta kopi, tapi saat ini hanya kopi yang mengerti tentang perasaan seorang gadis lemah sepertiku. Hangatnya kopi menemaniku menanti hujan turun membasahi bumi yang kering, setandus hati ini. Berharap seseorang menepuk pundakku dari belakang, tersenyum, lalu mengajakku pulang.
-yang merindukanmu-

Kamis, 06 November 2014

Gresik berselimut cinta

Ehem.. Kalau baca judulnya apa yang ada dipikiran kalian?
Ini bukan cerita tentang pabrik semen ataupun pabrik pupuk yang ada di kota yang terkenal dengan nasi krawunya yang yummy itu, hari ini, 6 november 2014 tepat satu tahun aku merasakan pahit manisnya hidup di salah satu kota industri terbesar di Jatim, yap kota Gresik namanya.
Seumur-umur aku nggak pernah berdoa selesai kuliah dapet kerjaan di kota ini, sama sekali tidak pernah terpikirkan. Tapi Tuhan selalu punya kejutan disetiap jalan hidup hambaNya.
Mengawali karir di sebuah klinik spesialis mata yang cukup terkenal di kota pudak ini, disinilah awal dari seribu kisah sedih dan bahagia yang harus aku jalani, seorang diri.
Satu tahun berlalu, kehidupanku semakin berubah, hidup di kota orang memang tak senyaman hidup di kota sendiri. Walaupun sejak SMA sudah harus hidup terpisah dengan orang tua, namun keinginan untuk hidup berdekatan dengan orang tua masih menjadi cita-cita terbesar dalam hidupku. Namun, si bungsu yang cengeng ini bisa apa kalau pekerjaan menuntutku meninggalkan mereka yang kucintai?
Inilah keputusan tersulit dalam hidup, aku harus mandiri, berdiri dikaki sendiri. Merasakan susahnya mencari pekerjaan, susahnya mengatur keuangan dan mencukupi kebutuhan hidupku sendiri tanpa campur tangan orang tua. Syukur-syukur bisa ngasih ke mereka.
Menjadi perawat nggak semakmur yang kebanyakan orang pikirkan. Ngomongin gaji mungkin gaji perawat nggak sebanyak gajinya mbak-mbak SPG, tapi satu hal yang tetep bikin aku pede jadi perawat adalah kedekatan kita dengan pasien akan semakin mendekatkan diri kita kepada Allah. Menjadi perawat membuatku semakin sadar akan makna sehat dan bersyukur atas kesehatan yang Allah berikan serta menjaganya dengan baik. Selain itu ada bonus pahala dari Allah kalau kita ikhlas merawat si sakit, semakin dekat dengan syurga bukan? :)
Puji syukur kepada Allah, aku menjadi salah satu orang yang beruntung, aku meninggalkan kampung inggris Pare karena pekerjaan pertamaku nyangkut di Gresik. Sebulan pasca lulus kuliah (belum punya ijazah) Allah memilihkan Gresik untukku mengais rizki. Subhanallah, aku dipertemukan dengan keluarga baru yang sungguh luar biasa. Alhamdulillah, dalam waktu satu tahun, 5 seniorku telah melepas masa lajangnya satu persatu, tinggal aku seorang diri yang masih betah jomblo eh single. Memang, profesiku selalu mempertemukan aku dengan orang-orang baru. Bukan hanya dengan pasien tapi dengan keluarganya juga. Kalau bertanya pernahkah aku jatuh cinta dengan pasien? Atau pernahkah pasien jatuh cinta denganku? Jawabannya pernah :)
Aku percaya, seseorang yang tidak mendapatkan kasih sayang orang tuanya akan mendapatkan kasih sayang Allah secara langsung melalui orang-orang disekitarnya. Aku punya ibu kost yang luar biasa baiknya, punya adek kost yang luar biasa 'ndablek'nya, dan teman teman yang selalu saja membully kejombloanku ;'). Tentang cinta, tak banyak yang ingin aku ceritakan tentang pasien istimewaku itu, biarkan itu menjadi bagian dari perjalanan hidupku yang indah ini :)
Janji Allah sungguh nyata, Dia tidak pernah menyia-nyiakan aku disini. Rizki kita sudah diatur olehNya, aku yang dulunya hidup dari hasil keringat orang tua, sekarang bisa menghidupi diriku sendiri. Mungkin memang aku belum bisa membahagiakan kedua orang tuaku, tapi setidaknya aku bisa membuktikan bahwa aku mampu hidup mandiri :)
Tuhan, terimakasih sudah menuliskan jalan cerita ini untukku, aku menunggu kelanjutan kisah yang ingin Engkau tunjukkan kepadaku. Gresik sudah mendewasakan aku, memberikan pelangi dalam setiap badai yang ku tempuh. Jika saja Tuhan mengizinkan aku untuk meninggalkan kota ini dengan segera, berikanlah jalan cerita yang lebih baik melebihi cerita indahku disini. Aku ingin melupakan segala kesakitan dan kekecewaanku di kota ini.

By :
Free Blog Templates